Minggu, 06 Oktober 2013

Merubah Pikiran Rakyat Sekaligus Pemimpin


Merubah Pikiran Rakyat Sekaligus Pemimpin
By BiQi Pen
            Kita memiliki sosok atau watak seorang pemimpin. Kita adalah warga dan warga adalah kita. Tahu apa maksudnya? Tentu kita ini hidup dibawah naungan atau panji kekuasaan pemerintah. Pemerintah sebagai payung hukum yang melindungi kita dari bahaya pelanggaran hukum mestinya memperhatikan dan tak acuh terhadap warganya. Ibarat kita adalah anaknya dan pemerintah adalah orang tuanya. Pemerintah yang memberi dan pemerintah yang mengayomi. Toh ternyata sebagai orang tua meminta uang kepada anaknya, mengapa? Seharusnya sebagai orang tua memberikan uang dan fasilitas lengkap kepada anaknya untuk masa depannya bukan sebaliknya malah meminta kepada anaknya. Ibarat pemerintah yang terus menerus memeras uang rakyat tanpa henti melalui anggaran atau pajak semacamnya dengan legalitas pelanggaran praktek kerja.
            Pemerintah diatas kita, memang kita akui mereka unggul dengan bawahannya, tapi apakah anda tahu jikalau pemerintah tidak bisa mengurusi rakyatnya maka apa dikata, rusaklah moral negeri ini hingga merambat kepada rakyat yang tidak tahu-menahu akan ilmu hukum serta sosialisme tinggi. Melaratlah yang ada dan itu sarana sosialisme pemerintah terhadap warganya jikalau demikian yang diperbuat.
            Dalam hal ini diperlukan konteks disiplin dan nasionalisme tinggi. Nasionalisme janganlah dipisahkan dengan agama akan tetapi kedua konsep itu haruslah menyatu dan saling bahu membahu jangan sampai satu konsep yang berjalan. Pikiran pemerintah harulah riil terhadap masyarakat jangan sampai masyarakat di abaikan dengan terus menerus melegalitaskan praktek korupsi dan sebagainya. Hingga akhirnya dana yang seharusnya i kucurkan kepada warga negara tidak tersampaikan malah merugikan APBN dan lain sebagainya.
            Para pemimpin kami mohon, engkaulah kepala kami, engkaulah ketua dalam ajang memegang amanat berat ini, engkaulah yang diberikan kepercayaan oleh masyarakatmu, jangan sampai engkau khianati kami, sudah banyak kebohongan publik yang telah engkau sampaikan melalui media elektronik atau massa dan itu semua tentunya menyakiti hati kami selaku rakyat. Satu identitas untuk mengubah pikiran pemimpin atau pemerintah adalah mengubah paradigma kepribadian. Agamis jangan dikata-katai belaka, janji selalu tak ditepati dan hak rakyat menjadi hak pemerintah begitupun dengan kewajiban menjadi bertolak belakang dan diraup semuanya.
            Sebaliknya dengan rakyat atau warga berdo’alah jikalau pemimpin kita diberi kepercayaan namun belum mampu merealisasikannya, maka jatuhkanlah ia dengan do’a, sebaliknya jikalau ia benar-benar menjalankan amanat dari tuhan untuk rakyat, maka do’akanlah ia dengan hati yang tulus dan ikhlas jadikanlah ia sosok pemimpin yang senantiasa membangun jalannya roda pemerintahan ataupun mereka yang berada dibawah kekuasaanya sebagai menteri dan sebagainya, jadikanlah ia figur atau watak yang agamis untuk warganya, jangan omongan kosong belaka.   

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

I just learn to be great